Dapur aisyah merupakan home industri di desa suwaluh, kecamatan balongbendo yang bergerak di bidang pengolahan makanan (kue kering, samiler, brownies, dan camilan lainnya). Berdiri sejak tahun 2014 dengan nama brand jajanan. Saat itu, kue yang diproduksi hanya kue kering dengan varian yang sangat sedikit.
Di bulan november 2014, Jajanan mengeluarkan varian baru, pie susu bali dengan 4 pilihan topping yang bisa dipilih customernya. Dengan media promosi online (saat itu hanya mempunyai fb dan bbm), nama jajanan semakin dikenal masyarakat dengan pie susunya. Semakin hari,semakin banyak pesanan pie susu yang masuk.
Seiring berjalannya, kue yang diproduksi semakin bervariasi. Akhirnya sejak bulan juli 2016, nama jajanan berubah menjadi dapur aisyah. Diambil dari nama anak owner dapur aisyah, Rucy Tarsusi Risdiyana.
Dapur aisyah menggunakan sistem made by order (sesuai pesanan) sehingga kue-kuenya tetap terjaga kualitasnya. Sistem ini dipakai juga karena dapur aisyah masih terkendala di modal, sehingga belum berani stock bahan baku dalam jumlah banyak. Kendala lain yang dihadapi Dapur Aisyah adalah, kurangnya tempat dan alat yang digunakan untuk mensupport kegiatan produksi. Seperti pada produksi samiler, Dapur Aisyah hanya bergantung pada sinar matahari dalam proses penjemurannya, sehingga saat musim hujan, tidak bisa maksimal dalam berproduksi.
Beberapa produk Dapur Aisyah sudah bersertifikat PIRT seperti kue kering, brownies dan samiler.
Produk-produk tersebut sampai saat ini masih dipromosikan secara online (instagram, fb, wa). Untuk pendistribusiannya biasanya menggunakan ekspedisi (untuk produk yang tidak mudah rusak). Untuk produk yang hanya bisa dijual di dalam kota seperti Surabaya dan Sidoarjo, biasanya menggunakan kurir makanan dalam pendistribusiannya.